Selasa, 11 Juni 2013

PARENTING MOVE-ON TRAINING


"menapaki langkah-langkah berduri
menyusuri rawa lembah dan hutan
berjalan diantara tepi jurang
semua dilalui demi perjuangan..."

Begitulah penggalan lagu yang mengiringi langkah Bapak Andi Alif Kaharuddin menuju panggung saat  Parenting move-ON Training yang diselenggarakan di gedung UIN lantai I, tgl 9 juni 2013. Seminar rutin yang diselenggarakan Kampus Mi'raj Internasional ini mengambil tema Mendidik anak saleh, sehat dan cerdas. Seminar yang juga mengupas buku terbaru Bapak Jamil Azzaini berjudul "ON" ini mampu menarik perhatian banyak khalayak dan terlihat apik karena dipandu oleh salah seorang MC terbaik Kampus Mi'raj Internasional,Bapak Andi Muhammad Tawaqqal.

Bapak Andi Alif Kaharuddin yang menjadi pembicara tunggal dalam seminar ini membuka sharingnya dengan mengungkapkan kisah lucu, bagaimana seorang bapak yang seharusnya bergembira karena kehadiran seorang cucu, akhirnya bersedih karena mulai detik itu pula dia harus tidur dengan seorang nenek. Demikian pula sang ibu juga bersedih karena mulai saat itu dia juga harus tidur dengan seorang kakek. Untuk sesaat, ruangan seminar menjadi riuh dengan gelak tawa peserta.

Bapak Andi Alif  Kaharuddin tak lupa mengingatkan peserta seminar untuk menjadi Bapak/Ibu atau Suami/Istri yang dahsyat. Jangan membiarkan potensi dahsyat yang ada pada anak akhirnya tertutup hanya karena kalimat negatif yang secara sadar atau tidak sering keluar dari mulut orang tuanya. Karena itu, seluruh perserta diajak untuk segera menetapkan visi-ON sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah saat melakukan penggalian parit bersama sahabatnya dalam perang Khandaq. Sebagai seorang pemimpin, Rasulullah SAW bersabda, "Kalian pasti akan membebaskan Konstantinopel. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin, dan pasukan yang berada dibawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan"

Visi-ON Rasulullah akhirnya terbukti 800 tahun kemudian, saat seorang komandan muda, Muhammad Al-Fatih berhasil menaklukkan Konstantinopel di usia 21 tahun. Dia berhasil mewujudkan salah satu janji Rasulullah sekaligus mewujudkan visinya. Belajar dari Al-Fatih, visi-ON hanyalah tinggal cerita jika tanpa acti-ON. Apa yang dia lakukan untuk bisa menaklukkan Konstantinopel? Ternyata beliau tidak pernah meninggalkan shalat sunnah Rawatib dan tidak pernah meninggalkan shalat Tahajjud sama sekali. Subhaanallah... Bukan cuma itu, dia juga fasih berbicara dalam 7 bahasa; Arab, Latin, Yunani, Serbia, Turki, Persia, dan Ibrani. Beliau juga ahli strategi perang dan mahir berkuda. Cukupkah dengan acti-ON saja? Tidak. Beliau ternyata melakukannya dengan enjoy, bahkan enjoy banget, sehingga rela mengorbankan segalanya. Inilah yang disebut passi-ON.

Visi-ON, acti-ON dan passi-ON tak mungkin terwujud tanpa ada pertisipasi dari semua orang. Ini yang disebut dengan collaborati-ON. Sebagai makhluk sosial, apa yang kita lakukan tentunya akan lebih cepat terwujud jika dilakukan secara berjamaah. Tentunya collaborati-ON yang terbaik adalah dengan mengajak anggota keluarga untuk duduk memantapkan visi-ON keluarga, dan bergabung dalam sebuah komunitas yang bisa melejitkan visi-ON tersebut.

Akhirnya, Seminar ini ditutup dengan sebuah kesimpulan bahwa jika ingin anak dekat dengan kita maka sering-seringlah memuji dia dan jika sang anak sudah mulai dewasa, maka sering-seringlah mendengarkan semua keluh kesahnya, jangan menyela apabila dia sedang berbicara.

Ayo tekan tombol ON anda dan temukan keajaibannya.(MUR)