Rabu, 18 Desember 2013

PUNCAK PENGENALAN DIRI DAN KESUKSESAN MELALUI HAJI-UMRAH

Bapak H. Ateng Kusnadi, SE, MSi sedang
membawakan materi seminar
Sebagai langkah persiapan menuju Umrah, kali ini Mi'raj Internasional melaksanakan Seminar Pengembangan Diri dengan tema "Puncak Pengenalan Diri dan Kesuksesan Melalui Haji dan Umrah". Seminar yang diadakan pada Ahad, 15 Desember 2013 di Gedung Training Center Lt.7 Kampus UIN Jl. Sultan Alauddin Makassar ini menghadirkan Bapak H. Ateng Kusnadi SE., MSI., seorang motivator spiritual nasional, sekaligus salah seorang pendiri PT. Ahad-Net Internasional, sebuah perusahaan Multilevel Marketing Syariah yang menawarkan produk-produk Halal Thayyib.

Seminar yang dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai daerah di Makassar  dan sekitarnya ini berlangsung begitu khidmat. Haji, sebagai salah satu rukun Islam, Bapak H. Ateng Kusnadi paparkan secara komprehensif. Menurut beliau,  ibadah Haji itu sebenarnya Murah, Mudah, dan Menyenangkan (3M). Betulkah mudah dan murah? Dalam pemaparannya, Beliau berusaha untuk membuka mata hati peserta seminar, bahwa untuk kenikmatan yang sifatnya duniawi dan hanya sesaat itu terkadang seseorang rela menghabiskan uangnya hingga ratusan juta rupiah, maka sudah seharusnyalah untuk kenikmatan ukhrawi (surga), seorang muslim juga melakukan persiapan-persiapan seperti itu. Dan perlu diingat, surga dan segala kenikmatan yang tidak ada bandingannya di dunia ini akan kita diami, bukan untuk seminggu, sebulan atau setahun, melainkan untuk selama-lamanya.


Lalu betulkah menyenangkan? Ya. Setiap orang yang telah berhaji ke Baitullah pasti memendam hasrat untuk kembali lagi ke sana. Bapak H. Ateng Kusnadi menceritakan pengalaman pribadi bersama sang istri tercinta saat bersama-sama menunaikan ibadah haji. Saat thawaf wada' terlihat bagaimana ekspresi sang istri yang begitu sedih, bahkan menangis tersedu-sedu karena akan berpisah dengan ka'bah. Bukankah itu menyenangkan? Perpisahan yang diiringi dengan rasa sedih yang mendalam, bahkan diikuti dengan tangisan tentu bukanlah perpisahan biasa. Terasa ada rindu yang menggebu untuk bisa bersua kembali dengan ka'bah.

Karena itu, janganlah menunda bahkan menolaknya dengan alasan kita tidak memampukan diri. Ubahlah paradigma berpikir dengan berorientasi pada akhirat sehingga dunia akan mengikuti bahkan melayani kita sehingga dengan begitu akan terlihat betapa kehidupan di dunia ini ternyata mudah dan menyenangkan. Caranya? Keluarkan dompet anda dan segera sisihkan sebagian uang yang ada di dompet lalu niatkan sebagai ongkos naik haji. Itu menjadi DP (uang muka) yang kita persembahkan kepada Allah. Hanya Allah yang bisa menilai kesungguhan hati seseorang. Semakin besar DP dan uang yang disisihkan, tentu akan semakin cepat pula peluang seseorang bisa berangkat ke tanah suci.

Diakhir pemaparannya, Bapak H. Ateng Kusnadi melatih kepekaan rasa ikhlas, syukur dan sabar seluruh peserta seminar dan mengajak mereka untuk ikut berpartisipasi dalam simulasi haji, khususnya saat thawaf di hadapan ka'bah. Dengan iringan kalimat talbiyah... labbaik allahumma labbaik, labbaik laa syariika laka labbaik, innalhamda wan ni'mata laka wal mulk laa syariikalak, tak terasa derai air mata membasahi wajah beberapa peserta. Teriring doa, Yaa Allah... Tunjukkanlah sifat Maha Kuasa-Mu kepada kami. Anugerahkanlah kepada kami kemampuan dan kekuatan untuk mengunjungi tanah haramain-Mu serta berziarah ke makam Nabi-Mu, Nabi yang selama ini kami rindukan, Muhammad SAW... Aamiin... (MUR).

Selasa, 10 Desember 2013